MAKALAH
PERTAMBANGAN
Di Susun oleh :
Nama : Savira Olivia Jasmine
NPM :16415444
Kelas : 2IB01
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji dan
Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai
“Pertambangan”.
Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Andi Asnur Pranata selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah yang telah memberikan tugas ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat
saya harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya
semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian
makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Depok, 2
desember 2016
Savira
olivia jasmine
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar
Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang………………………………………………….. .....................................1
1.2 Maksud
dan Tujuan………………………………………………....................................2
1.3 Ruang
Lingkup Masalah…………………………………..............................……… .....2
BAB II
Pembahasan
2.1 Permasalahan
Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi.........................3
2.2 Cara
Pengelolaan Pembangunan
Pertambangan...............................................................4
2.3 Kecelakaan
di Pertambangan............................................................................................7
2.4 Penyehatan
Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin
Timbul...............................................................................................................9
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………............................14
3.2
Saran………………………………....………………………….....................................14
3.3 Daftar
pustaka…………………....………………………….....................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar
Belakang
Pertambahan
penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya
penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas
tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka
untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingkatkan baik
secara kualitas maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di berbagai bidang
industri akan menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagitergantung
kepada hasil prodiksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Paradigma
pertumbuhan ekonomi yang dianut oleh pemerintah Indonesia memandang segala
kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia sebagai modal untuk menambah
pendapatan negara. Sayangnya, hal ini dilakukan secara eksploitatif dan dalam
skalayang masif Sampai saat ini, tidak kurang dari 30% wilayah daratan
Indonesia sudah dialokasikan bagi operasi pertambangan, yang meliputi baik
pertambangan mineral, batubara maupun pertambangan minyak dan gas bumi. Tidak
jarang wilayah-wilayah konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih dengan
wilayah hutan yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah
hidup masyarakat adat.
Sumber daya
mineral seperti timbah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi dan
Iain-lain merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui atau nonrenewable
resource, artinya sekali bahan galian ini dikeruk, maka tidak akan dapat pulih
atau kembali ke keadaan semula. Oleh karenanya, pemanfaatan sumberdaya mineral
ini haruslah dilakukan secara bijaksana dan haruslah dipandang sebagai aset
alam sehingga pengelolaannyapun harus juga mempertimbangkan kebutuhan generasi
yang akan datang. Perkembangan pertambangan di Indonesia dalam 25 tahun
terakhir mengalami peningkatan begitu pesat, meskipun tradisi pertambangan
masih baru tumbuh dan belum berakar di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya
perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat
diperhitungkan sebelumnya segala pengaru aktifitas pembangunan industri
tersebut terhadap lingkungan yang lebih luas.
2) Maksud
dan Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada dalam lingkungan pertambangan
b. Mengetahui
cara mengelola pembangunan pertambangan yang benar dan baik sesuai prosedur
yang ada
c. Mengetahui
langkah-langkah penanggulangan kecelakaan dalam pertambangan
d. Serta
mengetahui cara menjaga lingkungan pertambangan dengan baik agart tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan
3) Ruang
Lingkup
Adapun ruang
lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a. Permasalahan
Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi
b. Cara
Pengelolaan Pembangunan Pertambangan
c. Kecelakaan
di Pertambangan
d. Penyehatan
Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin Timbul
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi
Masalah-masalah
lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan dalam berbagai
macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan
pertambangan:
a. Menurut
jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan
gas bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel,
tembaga, mangan, air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan
organik seperti batubara, batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
b.
Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi
dan bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan
pengawasan yang menyeluruh.
c.
Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk
keperluan ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan
penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi
sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan
jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan
sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga
panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
d.
Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya
disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran
lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar pertambangan. Keadaan tanah, air
dan udara setempat di tambang mempunyai pengarhu yang timbal balik dengan
lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat
dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran oleh tekanan panas
tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.
e. Melihat
ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari
pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian
deposit bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan
bahan tambang yang mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya
perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan
keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini
dapat dipertahankan kelestariannya.
f. Dalam
pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi,
produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak
lepas dari bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh
bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran
akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada
proses pemurnian dan pengolahan.
Rangka
menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan
keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun
berada diluar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan
terhadap:
1.
Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.
2.
Kecelakaan pertambangan.
3.
Penyehatan lingkungan pertambangan.
4.
Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul
2.2 Cara
Pengelolaan Pembangunan Pertambangan
Sumber daya
bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk
tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang
terintegrasi dari para ahli agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan
sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan
ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan
mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas
pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih
luas.
Segala
pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan
sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan
ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah
daripada memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat
diganti perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati seefisien
mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat
menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.
2.3 Kecelakaan
di Pertambangan
Sekecil
apapun kegiatan yang dapat mengakibatkan kecelakaan harus diminimalisir.
Bahaya-bahaya lain yang harus dikontrol untuk mencegah kecelakaan, yaitu:
1.
Bahaya pada peralatan yang :
a)
tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat
b)
tidak aman
c)
tidak tertutup tidak dilindungi.
2.
Bahaya lingkungan :
a)
becek, licin
b)
kurang penerangan
c)
berdebu, mengandung gas beracun,
d)
instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuhnya bench atau berm),
3.
Bahaya pekerja :
a)
tidak memakai APD (alat pelindung diri)
b)
tidak memperhatikan petunjuk
c)
tidak peduli K3.
4.
Bahaya kebakaran :
a)
proses swabakar batubara,
b)
ledakan debu batubara,
c)
ledakan gas methan,
d)
ledakan debu batubara dan gas methan,
e)
hubungan pendek arus listrik (koursleting).
2.4 Penyehatan
Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin Timbul
Upaya yang
dilakukan dengan berbagai metode seperti ameliorasi, penggunaan bahan organik,
penggunaan mikroorganisme, dan penanaman covercrop.
1.
Ameliorasi/remediasi lahan
Upaya
pemberian masukan berupa kapur atau bahan organik ke atas permukaan lahan atau
ke dalam lubang tanam dengan tujuan untuk memperbaiki sifatfisika, kimiawi dan
biologi tanah. Ameliorasi Memiliki manfaat sebagai berikut:
a)
Meningkatkan pH tanah sehingga mendekatinetral
b)
Menambah unsur Ca dan Mg
c)
Menambah ketersediaan unsur hara, contohN,P
d)
Mengurangi keracunan Al, Fe dan Mn
e)
Memperbaiki kehidupan mikroorganisme.
2.
Penggunaan Bahan Organik
Bahan
organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya. Penggunaan
bahan organik memiliki manfaat sebagai berikut:
a)
Stimulan terhadap granulasi tanah,
b)
Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
c)
Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan,
kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil,
d)
Menetralisir daya rusak butir-butir hujan,
e)
Menghambat erosi.
3.
Penanaman Cover Crop
Tanaman
kacang-kacangan penutup tanah/ Cover Crop adalah setiap tanaman tahunan, dua
tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh
bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama),
untuk memperbaiki berbagai kondisi yang terkait dengan pertanian berkelanjutan.
Penggunaan Cover Crop memiliki manfaat sebagai berikut:
a)
Mengelola kesuburan tanah
b)
Memperbaiki kualitas tanah
c)
Memperbaiki kualitas air
4.
Pemanfaatan Mikroorganisme
Fungi atau
jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang secara umum mendominasi (hidup)
dalam ekosistem tanah. Mikroorganisme ini dicirikan dengan miselium berbenang
yang tersusun dari hifa individual. Saat ini beberapa jenis fungi telah
dimanfaatkan untuk mengembalikan kualitas/kesuburan tanah. Hal ini karena
secara umum fungi mampu menguraikan bahan organik dan membantu proses
mineralisasi di dalam tanah, sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh
tanaman.
Penambangan
dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang serius seperti
kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galian yang rubuh yang
dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang bermukim di komunitas sekitar
tambang.Dampak dan bahaya yang mengancam kesehatan masih juga dirasakan di
tempat-tempat bekas daerah yang pernah ditambang, karena orang-orang dapat
terpapar limbah tambang dan bahan-bahan kimia yang masih melekat di tanah dan
di air.Pertambangan mengancam kesehatan dengan berbagai cara:
1.
Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan
radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang
hidup mereka. Kerusakan paru-paru yang diakibatkan debu dari batuan dan mineral
adalah suatu masalah kesehatan yang banyak ditemukan. Debu yang paling
berbahaya datang dari batubara, yang menyebabkan penyakit paru-paru hitam
(black lung diseases).Di samping itu debu dari silika menyebabkan silikosis
(silicosis) Gejala-gejala paru-paru yang rusak. Debu dari pertambangan dapat
membuat sulit bernapas.Jumlah debu yang banyak menyebabkan paru-paru dipenuhi
cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru akibat terpapar debu
antara lain:
a)
napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah
b)
batuk-batuk yang mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lendir dari
paru-paru)
c)
sakit leher
d)
kulit membiru dekat kuping atau bibir
e)
sakit dada
f)
tidak ada nafsu makan
g)
rasa lelah
2.
Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat
menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
3.
Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada
urat syaraf serta peredaran darah, dan dapat menimbulkan kehilangan rasa,
kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa
mengakibatkan kematian.
4. Bunyi
yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkan masalah pendengaran,
termasuk kehilangan pendengaran.
5. Jam kerja
yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan.
6. Bekerja
di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapat menyebabkan stres
kepanasan.Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan
detak jantung yang cepat, kehausan yang sangat, dan jatuh pingsan.
7.
Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan
banyak masalah-masalah kesehatan
8. Lahan dan
tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan
9.
Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang
dibangun dekat dengan daerah pertambangan dapat menyebabkan penyakit-penyakit
yang serius
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan
pertambangan membawa dampak buruk bagi lingkungan perairan akibat penggunaan
senyawa logam berat merkuri (Hg). Merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh
organisme yang hidup di perairan dan bersifat toksik atau mematikan pada
konsentrasi tertentu. Selain itu pencemaran lingkungan perairan akibat kegiatan
pertambangan secara nyata berpengaruh terhadap perekonomian nelayan. Merkuri
yang mencemari perairan berpotensi menurunkan kualitas dan produktifitas
perairan sehingga mengurangi hasil tangkapan nelayan. Solusi untuk mengatasi
dampak pencemaran perairan oleh kegiatan penambangan terbagi dari sisi ekologi
dan ekonomi. Dari sisi ekologi berupa pembangunan bendungan serta Instalasi
Pengolah Limbah (IPAL). Sedangkan dari sisi ekonomi, khususnya bagi nelayan,
dapat dilakukan dengan penerapan strategi pertahanan hidup substitutif.
3.2 Saran
Kegiatan
pertambangan di Indonesia harus dipantau secara ketat untuk menghindari adanya
penambangan ilegal yang seringkali mengabaikan dampak negatif yang timbul
pascapenambangan. Setiap industri penambangan perlu melakukan recovery terhadap
lingkungan pada tahap pascaoperasi kegiatan penambangan agar dampak yang
merugikan dapat ditekan.
Daftar
pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar